gubuk judi - An Overview

Tapi, resiko tetaplah resiko, dan di akhir menit-menit setelahnya, anak malang itu sudah terjebak. Tersudutkan di ujung koridor yang menemui akhir dengan sebuah pagar hitam tegar setinggi tiga meter yang menjulang, membayangi sang anak yang menatapnya dengan tatapan panik.

“Sephiroth.” ‘Ia’ pasti melakukan sesuatu demi dirinya. ‘Ia’ sepertinya /tahu/ apa yang akan terjadi. Dan mungkin satu-satunya orang yang ia perlu cari untuk informasi tentang hal aneh yang saat ini menimpa dirinya. Ia hanya tidak tahu dimana ia bisa mencari iblis itu.

Sebelas cahaya yang bertengger di sekitarnya merapat menuju naga itu, dan tahanan itu harus menyipitkan matanya menahan silau yang melewatinya begitu saja. Sebelas cahaya seperti bola itu berjejer dan melingkar seperti cincin raksasa, berputar mengitari naga itu.

“Satu hal lagi,” Suara Kaisar membuat Ultimecia terhenti di langkahnya. “Kau bebas mengambil sebanyak apapun tahanan sesuai kebutuhanmu. Kau tahu mereka itu mantan prajurit, dan jika kau mendapat kesempatan untuk membunuh manusia itu, tidak perlu ragu, bunuh saja.”

Cloud memang tidak dapat memastikan benda apa yang ia hantamkan ke kepala iblis itu, tapi yang jelas, perkakas itu tajam, dan cukup untuk melukai makhluk buas itu. Cloud masih memegang benda itu, tapi ketika ia mencoba menariknya dan menghantamkannya lagi, pria jabrik itu menemukan dirinya tidak dapat menggerakkan benda itu.

“Aku tidak akan /pernah/ meninggalkanmu lagi sendirian.” Jawab Sephiroth sambil mengusap rambut jabrik di depannya yang lucunya mampu melawan gravitasi website itu.

Sephiroth terbawa suasana melihat Cloud tersenyum—senyum merupakan ekspresi yang sangat jarang ia temui pada Cloud, jadi jika ia melihatnya walau hanya sekali saja.

“Tunggu dulu, kau bilang… Kau bilang Roh yang bisa menggunakannya, berarti…” Angeal tidak menyangka segala hal ini bisa menjadi begitu simpel. “Berarti aku bisa…”

Sesuatu yang lebih unik lagi menarik perhatiannya ketika ia perlahan—entah dengan kemampuan apa, turun dari lokasinya sebelumnya melayang, ke atas pasir putih yang merupakan fondasi pantai itu.

Lonceng mistis itu terdengar lagi, dan ketika melihat wajah sang sosok bayangan, Angeal pun ingat siapa orang itu.

Cloud segera menutup pintu, menguncinya, dan menjumpai seekor Pegasus berwarna ungu kebiruan dengan seseorang lelaki jabrik dua tahun lebih tua darinya menaikinya dengan gagah.

Menjentikkan jarinya, waktu pun kembali berjalan. Jasad hitam—seperti wujud kloning dari Erzur yang tidak bernyawa, mengambil tempat sebelumnya wanita itu berdiri. Sebaliknya, sosok Ultimecia tiba-tiba saja menghilang tanpa meninggalkan jejak…

Your webpage specifies a viewport matching the product's size, which permits it to render adequately on all devices. Learn more about configuring viewports.

Cloud hendak protes tetapi Anarha segera memotongnya. “Boar pasti sudah menyadari keberadaan kita. Dinding di hadapan Yypo itu terlihat terbuat dari bahan organik dari siluman laba-laba itu. Siluman itu pasti sudah sengaja menutupnya.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *